Oleh : Khanifah (Anggota DPM FISE Universitas Negeri Yogyakarta)
Aku mencari diriku dalam kegelapan malam, dalam setiap lorong itu tidak ku temukan apapun selain sunyi dan gelap.
Sendiri, dalam kesepian dan kesendirian.
Kesendirian yang sempurna.
Ada sesuatu yang hilang nampaknya.
Merasa kehilangan yang tak pernah dimiliki adalah sunyi yang tersembunyi.
Mencoba mengejar bayangan yang sekelebat datang ketika hujan datang. Demikian mempesonanya hujan, hingga tiap jiwa menyatu untuk berbagi dalam senyum bahagia dan kehangatan. Tiap menit hilang begitu saja sedangkan diri ini tak mampu mengembalikan waktu pada tempatnya sediakala.
Aku maunya begini, kau maunya begitu. Kita tak pernah bertemu…(simponi indah ala musikus)
Memaafkan adalah tidak sesulit yang kita pikirkan. Memaafkan ialah hanya memberikan sedikit tempat dihatimu. Memaafkan adalah memberi sedikit ruang untuk rasa benci. Demikian seharusnya dan semestinya.
Andaikan saja aku mampu melakukan, maka aku tak akan pernah merasakan sepi juga sendiri. Karena pada hakekatnya sendiri dan sepi ada karena sejauh mana kita memandang sesuatu itu.
Jika kita berfikir bahwa kita bisa memaafkan, bisa membenci, sendiri, menangis ataupun tertawa dalam bingkai indahnya kebersamaan. Maka hal itulah yang kan terjdi. Bukan lagi kesendirian yang sempurna, tapi kebersamaan yang sempurna dan menajubkan.
Sendiri, dalam kesepian dan kesendirian.
Kesendirian yang sempurna.
Ada sesuatu yang hilang nampaknya.
Merasa kehilangan yang tak pernah dimiliki adalah sunyi yang tersembunyi.
Mencoba mengejar bayangan yang sekelebat datang ketika hujan datang. Demikian mempesonanya hujan, hingga tiap jiwa menyatu untuk berbagi dalam senyum bahagia dan kehangatan. Tiap menit hilang begitu saja sedangkan diri ini tak mampu mengembalikan waktu pada tempatnya sediakala.
Aku maunya begini, kau maunya begitu. Kita tak pernah bertemu…(simponi indah ala musikus)
Memaafkan adalah tidak sesulit yang kita pikirkan. Memaafkan ialah hanya memberikan sedikit tempat dihatimu. Memaafkan adalah memberi sedikit ruang untuk rasa benci. Demikian seharusnya dan semestinya.
Andaikan saja aku mampu melakukan, maka aku tak akan pernah merasakan sepi juga sendiri. Karena pada hakekatnya sendiri dan sepi ada karena sejauh mana kita memandang sesuatu itu.
Jika kita berfikir bahwa kita bisa memaafkan, bisa membenci, sendiri, menangis ataupun tertawa dalam bingkai indahnya kebersamaan. Maka hal itulah yang kan terjdi. Bukan lagi kesendirian yang sempurna, tapi kebersamaan yang sempurna dan menajubkan.
Story by DPM IAIN RF Palembang